Arsip karya anggota pramuda 16 FLP Jakarta.

Senin, 30 April 2012

Book Review : Bumi Manusia (Roman Pertama Dari Tetralogi Buru)


“Seorangterpelajar harus berlaku adil sejak dalam fikiran apalagi dalam perbuatan” Pramoedya Ananta Toer.


Membaca Roman ini membuat saya seolah hadir pada akhir Abad ke-19 melihatdengan jelas kehidupan Hindia Belanda dengan perbauran bermacam ras manusia:Pribumi, Eropa toktok, Peranakan, Tiongkok juga Jepang. Cerita yang memadukankisah romantis, ketidakadilan kolonialis, pemikiran-pemikiran Liberal danketerbelakangan yang berupa sembah pada leluhur dan pembesar melalui perendahandan penghinaan manusia. Semuanya tertulis begitu apik, detail dan mengalir.Jika biasanya saya selalu ingin cepat menghabiskan novel yang saya baca karenapenasaran dengan ending, membaca roman ini membuat saya betahberlama-lama pada setiap lembarannya. Menikmati kata perkata yang membangunkeutuhan karya sastra dari seorang sastrawan Indonesia kawakan yang banyakmendapat penghargaan sastra International ini.
Pramoedya Ananta Toer telahmelahirkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih 42 bahasaasing. Dan saya beruntung dapat menikmati salah-satu karya yang ia tulis ketikaia sedang mendekam di kamp kerja paksa tanpa proses peradilan di Pulau Buru ini(dan memang hampir separuh hidupnya dihabiskan di penjara: 3 tahun dalampenjara kolonial, setahun ketika Orde Lama dan 14 tahun yang melelahkan di OrdeBaru).
Adalah Minke (tokoh utama yang bercerita dalam kisah ini) seorang PriyayiJawa yang beruntung dapat menyerap Ilmu Pengetahuan Eropa di sebuah sekolah H.B.S.di Surabaya ketika sebagian besar kaumnya belum lagi mampu baca tulis. Ia mengagumi segala perkembangan Modernyang hanya ia dengar dari guru-guru Eropanya. Dan Magda Peters adalah guruyang sering memuji dan membelanya mengesampingkan label pribumi yang tersematpadanya yang dipandang rendah oleh teman-teman Eropa atau peranakan lainnya.Meski pribumi,
ia adalah murid yang gilang gemilang. Magda Peters jugalah yangbanyak berkisah tentang persamaan hak dalam kehidupan sosial ia bahkan mengenalkanMax Havelaar atau De Koffieveillingen der Nederlandsche Handelsmaatschappij-nyaMultatuli atau Eduard Douwes Dekker pada minke. Hal itu menginspirasi Minkeuntuk juga menulis tak hanya iklan lelang namun juga kisah orang-orang disekitarnya. Dan koran S.N. v/d D banyak memuat karyanya dalam BahasaBelanda yang memakai nama pena Max Tollenar. Salah-satu karyanya dipuji didepan seluruh siswa dan para guru Eropa tanpa mereka tahu itu adalah karyanya.
Kisah semakin menarik meskimendatangkan konflik ketika ia berkenalan dengan Annelies Mellema yangdigambarkan memiliki kecantikan melebihi Sri Ratu Wilhelmia. Annelies berparasEropa berkulit dan bermata pribumi. Ia putri nyai Ontosoroh yang bernama asli Sanikemdengan Herman Mellema pemilik Perusahaan Boerderij Buitenzorg diWonokromo. Keluarga Annelies yang aneh mendatangkan sikap waspada bagi Minkenamun ia tak menampik bahwa ia memiliki ketertarikan yang kuat tak hanya padaAnnelies namun juga pada Nyai Ontosoroh yang berkepribadian dan berpemikiran hebat (terlalu luar biasauntuk seorang gundik) yang seolah mampu menggenggam hati siapapun untukbertekuk padanya. Dan Annelieslah yang menceritakan kisah kelam Nyai Ontosorohkepada Minke. Bagaimana di usianya yang belia ia dijual sang ayah jurutulisSastrotomo kepada administratur Tuan Besar Kuasa Herman Mellema karenaambisinya untuk menjadi juru bayar di Pabrik gula Tulangan Sidoarjo. MenjadiGundik bukanlah yang ia maui. Semua lapisan kehidupan menghukum keluarganyai-nyai sebagai tingkat susila rendah; juga semua bangsa: pribumi, Eropa,Tionghoa dan Arab. Hal itu membuatnya mendendam tak hanya pada ayahnya ia jugamendendam pada ibunya sendiri yangseperti kebanyakan wanita pribumi lain tak memiliki kemampuan melindungianaknya meski ingin. Ia menghukum keduanya dengan tak lagi menganggap merekasebagai orang tua : tak mau menemui mereka, tak sudi membaca dan membalasisurat bahkan ketika ibunya menangis merajuk-rajuk ingin menemuinya ia hanyaberpesan.
“Anggaplah aku hanya sebagai telornya yang telah jatuh daripeterangan. Pecah. Bukan telur yang salah”
Namun Tuan Besar kuasa tak memperlakukannya sebagai budak belian ia mengajarinyabanyak hal tidak hanya baca tulis Belanda dan Melayu namun juga segala adat danbudaya Eropa. Memberinya bacaan rutin yang diperintahkan untuk ditamatkan dan diceritakanulang segala isinya, mengajarinya cara berdandan dan menjaga kebersihan dirijuga segala pengetahuan tentang administrasi dan urusan perusahaan. Sanikemtumbuh menjadi pribadi baru ia berubah menjadi wanita Belanda berkulit coklat.
Rumah tangga mereka baik-baik sajameski Herman Mellema tak menikahi Sanikem namun kedua putra darinya RobertMelemma dan Annelies Mellema diakuinya di depan Pengadilan Hindia Belanda. Danpetaka itu terjadi dengan kemunculan seorang Eropa muda yang bersikap angkuh di depan rumah mereka secara tiba-tibadi suatu hari. Ia adalah Ir. Maurits Melema anak tuan Mellema dari istrinya MevrouwAmelia Hammers yang ia tinggalkan di Nederland. Ir Maurits Melema menghujat kelakuan sang ayahyang dianggapnya bermoral rendah hidup tanpa pernikahan dengan seorang pribumisedang ia belum menceraikan istri sahnya. Lalu tanpa menghiraukan pembelaansang ayah ia pergi begitu saja meninggalkan Herman Mellema yang retak olehperasaan bersalah hingga tak perdulilagi pada keluarga Nyai Ontosoroh dan perusahaannya. Ia melarikan diri padasegala minuman keras dan pelacur. Nyai Ontosoroh kecewa dan membencikeringkihan tuan Mellema ialah yang lalu pontang panting mempertahankanperusahaan dan melibatkan Annelis dalam mengolah perusahaan sedang RobertMellema berwatak Eropa sangat benci pada pribumi juga pada ibunya sendiri. Dimatanya ibunya hanya pribumi yang rendah. Meski ia tak juga diperdulikan olehayah yang ia kagumi.
Berbeda dengan Nyai Ontosoroh, Annelies memiliki kepribadian yang rapuhdan manja meski ia dididik keras untuk mampu mengurusi perusahaan namun ia takmemiliki kontrol atas diri sendiri ibunya yang selalu menentukan geraknya,serupa boneka kesayangan. Pertemuannya dengan Minke membuatnya merasa memilikiteman tapi ia tak hanya menganggap Minke sebagai teman, ia jatuh cinta pada Minkedan ketika Minke kembali ke Surabaya ia jatuh sakit yang menurut dr Martinetdokter keluarga mereka hanya Minke yang bisa menyembuhkan dan nyai Ontosorohyang tak ingin putrinya tersiksa memintaMinke tinggal di rumah mereka.
Minke bergulat dengan pendapat masyarakat umum. Semua lapisan kehidupanmenghukum keluarga nyai-nyai dengan tingkat susila rendah dan ia juga akanterkena hujat jika tinggal bersama mereka. Dan sahabatnyalah Jeans Marais pelukis asal Perancis yang jugaseorang mantan serdadu kompeni yang terlibat Perang Aceh menyadarkannya “Pendapatumum perlu dan harus diindahkan, dihormati kalau benar. Kalau salah, mengapadihormati dan diindahkan?. Kau terpelajar Minke, seorang terpelajar harus jugaberlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan.”
Jeans Marais sendiri mendapat kebijakannya dari pengalaman perangnya diAceh. Ia mengakui: prasangkanya tentang kemampuan perang pribumi ternyatakeliru. Kemampuan mereka tinggi hanya peralatan rendah; kemampuan berorganisasijuga tinggi. Orang Aceh punya cara berperang khusus. Dengan alamnya dengankemampuannya dengan kepercayaannya telah banyak orang kompeni dihancurkan.Mereka membela apa yang mereka anggap sebagai haknya tanpa mengindahkan mautmelawan terus dengan segala kemampuan dan ketidakmampuan. Dan Jean Maraismengagumi dan mencintai bangsa pribumi yang gagah perwira. Juga jatuh cintapada seorang wanita Aceh yang awalnya adalah tawanan kumpeni. Tragis, wanitaAceh itu terbunuh oleh adik lelakinya sendiri yang menikamnya dengan rencongberacun karena telah terjamah tangan kafir. Tangan Jean Marais!. Dan di Surabaya inilah Jeans Marais mencobamenghadirkan pesona wanita Aceh yang ia cintai itu dalam sapuan kuasnya sambilmembesarkan Maysaroh anak yang tak sempat puas menikmati kasih ibunya.
Minkepun lalu tinggal di Boerderij Buitenzorg merawat Annelieshingga ia mendapat keceriaannya kembali. Namun tak lama sampai seorang agenpolisi kelas satu menjemputnya tanpa menjelaskan alasan penangkapan. Ia laludibawa ke kota B ke rumah kediaman Bupati Kota B yang ternyata tak lain adalahayahandanya yang akan dilantik menjadi Bupati dan ayahnya membutuhkan seorangpenterjemah karena pejabat Hindia Belanda juga akan datang melantik. Ayahnyaingin anaknya yang paling cerdas tampil membuatnya bangga di malam pelantikannya. Dan meski Minke mengamati segala perkembanganEropa dan negeri-negeri yang jauh ia tak mengetahui segala berita tentangayahnya sendiri. Minke merasa tak ada urusan dengan segala berita mutasipejabat. Kepriyayian bukan lagi duniaku fikirnya. Dunianya bukan bukan jabatan,pangkat, gaji dan kecurangan. Dunianya bumi manusia dengan persoalannya. Minketak suka pada segala tradisi pengagungan dalam kaumnya. Ia menggambarkandengan:
Dalam mengangkat sembah serasa hilang seluruh ilmu dan pengetahuan yangkupelajari tahun demi tahun belakangan ini. Hilang indahnya dunia sebagaimanadijanjikan oleh kemajuan ilmu. Hilang anthusiasme para guruku dalam menyambuthari esok yang cerah bagi umat manusia. Dan entah berapa kali aku harusmengangkat sembah nanti. Sembah-pengagungan pada leluhur dan pembesar melaluiperendahan dan penghinaan diri! Sampai sedatar tanah kalau mungkin! Uh, anakcucuku tak kurelakan menjalani kehinaan ini.
Dan Bundanya meski bersikap lembut mengatakan “Kau terlalu banyak bergauldengan Belanda. Maka kau sekarang tak suka bergaul dengan sebangsamu, bahkandengan saudara-saudaramu, dengan ayahandamupun. Surat-surat tak kau balas.Mungkin kau pun sudah tak suka padaku”
“Kau sudah temui jalanmu sendiri. Tempuhlah jalan yang kau anggap baikhanya jangan sakiti orang tuamu, dan orang yang kau anggap tak tahu segalasesuatu yang kau tahu”
Saat acara pelantikan Minke menjalankan tugasnya sebagai penterjemahdengan baik hingga Asisten Residen kagum pada sikapnya yang terpelajar iapundiundang ke kediaman sang Asisten Residen Herbert de La Croix berkenalan dengan Mriam dan Sarah de LaCroix yang memiliki pemikiran sama dengan sang guru Magda Peters. Liberal!
Kembali ke Wonokromo Minke dihadapkan pada peristiwa matinya tuan Mellemadi Rumah Pelesiran Babah Ah tjong; mati dalam muntahan minuman keras beracun!.Peristiwa itu menghantarkan Nyai Ontosoroh dan semua yang tinggal di BoerderijBuintenzorg ke depan pengadilan termasukMinke. Kehidupan pribadi merekapun diusut termasuk hubungannya dengan Annelies.Juruwarta berdatangan ke rumah Koran-koranpun ramai menuliskan berita-beritasensasional. Nyai Ontosoroh dan minke dituduh bersekongkol membunuh tuannyadengan motif kemesuman dan harta. Ayahanda Minkepun mengetahui perihal itu danmenjadi murka pada putra-putrinya ia berkata : siapa saja diantara anak-anaknyaberurusan perkara dengan polisi dia adalah menghinanya, maka tak patut ada didekatnya lagi. Dan Minke membalasnya dengan: “kalau itu yang dikehendaki ayahapa boleh buat maka sekarang aku akan berbakti hanya pada seorang ibu”. Setelahproses persidangan yang berbelit, akhirnya Ah Tjong mengaku meracuni tuanMellema secara perlahan dan dijatuhkan hukuman penjara tiga sampai lima tahun.
Meski Minke sempat dikeluarkan dari sekolah akhirnya dengan bantuanHerbetr de la Croix ia bisa meluluskan sekolahnya lalu menikahi Annelies secaraIslam. Namun masalah yang lebih besar datang lagi kali ini dari Ir. MauritsMellema yang menggugat harta perusahaan peninggalan tuan Mellema dan kewalianAnnelies yang jatuh padanya. Ia menuntut agar Annelies dipulangkan keNedherland dan tidak mengakui pernikahan mereka. Hukum Hindia Belanda terlalukuat memihak padanya. Mampukah Minke dan nyai Ontosoroh mempertahankan Anneliesdan Boerderij Buitenzorg?.Temukan jawabannya dalam roman setebal 535 halaman ini.

3 komentar:

Hilal

Waw... ulasannya mantap Mba Haya..

Lya

idem dengan pendapat di atas! mantaap! tapi panjang banget dan lumayan detil yaa, saya sampe berasa baca ulang novelnya hehehe. tapi emang novel sekeren ini bingung gimana ngulas dengan singkat, secara banyak banget hal-hal keren di sini :D
oia, sama ada beberapa typo yang cukup mengganggu (dikit kok). banyak yang gak dikasih spasi setelah titik dan banyak dua kata yang nyambung tanpa spasi hehe. tapi overall isi reviewnya kereeeeen! bikin pengen baca novel ini lagi :)

Haya Nufus

Terima kasih Hilal dan Lya. Iya banyak typo ya... :) ayo baca novelnya

Bagaimana pendapat Anda...